hello sobat semua, dimanapun anda berada. Masih ingat sepeda motor legendaris yamaha 2 tak? pasti kebanyakan orang motor legendaris itu adalah yamaha RX king. memang benar sich motor legendaris yamaha 2 tak itu yamaha RX king, kalau dahulu pernah ane buatkan tentang “sejarah yamaha RX king di indonesia” kini giliran sejarah motor 2 tak lainnya yakni yamaha F1ZR.
rumor-yamaha-exciter-aka-mx-king-akan-berkapasitas-175cc-di-vietnam
Siapa sich yang tidak kenal dengan yamaha F1ZR yang pernah merajai dunia balap nasional pada masa itu, yuph yamaha F1ZR adalah generasi penerus dari yamaha Alfa yang awalnya bermesin 105cc. Yamaha alfa sendiri di perkenalkan pada tahun 1980 akhir dan beredar hingga tahun 1992. Nah pada tahun 1992 inilah generasi Force 1 pertama lahir dengan model rem tromol depan dan belakang. Ini adalah motor pertama yamaha yang mengadopsi sistem pendingin YPCS ( Yamaha Performance Cooling System ). YPCS sendiri adalah pendingin mesin dengan mengandalkan kipas yang menyedot udara dari luar kedalam untuk mendinginkan mesin. Membuat suhu mesin tetap terjaga dan membuat performa motor tidak drop ketika panas.
Review F1zr 2004
Review F1zr 2004
Sebenarnya teknologi ini di mulai pada motor suzuki pada motor RC Series nya dengan nama Suzuki Jet Cooled teteapi ada perbedaan yakni pada suzuki ada tambahan berupa nozle untuk menyemprotkan oli ke bagian blok mesin. Pada generasi Force 1 ini berumur dari tahun 1992 hingga tahun 1994 dan pada tahun 1994 ini difaclift dan namanya di ganti menjadi Force 1Z ( F1Z ). Dari bentuk tidak ada perubahan yang mencolok dari generasi Force 1 hanya ada upgrade pada bagian rem depan sudah cakram.
Hingga tahun 1996 yamaha masih menjual F1Z belum ada perubahan pada bagian mesin dan juga bentuk hanya ada penambahan type special edition saja pada waktu itu. Pada model special edition ini ada beberapa penambahan yakni pada behel belakang ada lampu dan juga penambahan crome pada beberapa bagian tertentu. Generasi terakhir ini sudah mengadopsi transmisi “full clutch”.
Dan pada tahun 1997 inilah kemunculan atau waktu lahirnya generasi F1ZR yang sudah di bekali dengan “manual clutch” akan tetapi koplingnya masih semi otomatis pada waktu itu banyak orang bilang kopling banci. Nah di tahun 2000 nich setelah yamaha berubah menjadi PT. YIMM ( Yamaha Indonesia Motor Manufacturing ) sebagai produsen melakukan perombakan besar-besaran pada yamaha F1ZR ini, nah kira-kira apa saja yang di rombak ya?
Perubahanya adalah desain yang lebih modern dengan di dukung oleh velg racing ( palang ) . serta aplikasi pada transmisi yanki sudah full manual atau kopling manual konvesnional. Tidak cuma desain yang menarik pada jamannya namun performa dan kebandelan motor ini dan sering menjadi langganan juara di ajang balap nasional. Tercatat banyak juga pembalap indonesia terkenal yang pakai motor ini sebut saja ; Ahmad Jayadi, Harlan Fadhillah, bahkan sampai hendriansyah yang roadrace pakai motor ini. Sayang sekali pada tahun 2004 motor ini harus di discontinue alias di stop produksinya dan di gantikan oleh gen Vega dengan mesin 4 tak.
Namun di tahun 2015 kembali nama force kembali di hidupkan yamaha dengan embel-embel vega Force.
Spesifikasi yamaha F1ZR ;
- Mesin
- Tipe : 2-stroke, silinder tunggal 110,4cc
- Bore x Stroke : 52,0 x 52,0 mm
- Kompresi : 7,1 : 1
- Transmisi : Manual, wet multi-plate clutch, 4 speed dengan pola N-1-2-3-4
- Karburator : VM 20 X 1 MIKUNI
- Kapasitas Oli : 1,2 lt
- Sistem Pelumasan 2-Tak: Yamaha AutoLube
- Aki : GM5Z-3B/YB5L-B/12V5AH
- Busi : BP 7 HS-10/W 22 FP-10
- Sistem Pengapian : CDI
- Sasis
- Berat Kosong : 95 kg
- Tipe Sasis : Pipa
- Kapasitas BBM : 4,5 liter
- Wheelbase : 1.190 mm
- Ground Clearance : 135 mm
- Tinggi tempat duduk : 750 mm
- Suspensi/ Ban
- Suspensi depan : Teleskopik
- Ban Belakang : 2.75-17-4 PR
- Ban Depan : 2.50-17-4 PR
- Performance
- Dimension (LxWxH) : 1.870 x 670 x 1.040 mm
- Starter : Kick & Electric
- Maximum Power : 11.8 dk / 7500 rpm
- Maximum Torque : 1,10 KGF.M / 6500 rpm
- Sistem Pengereman
- Rem Depan : cakram
- Rem Belakang : Tromol
Artikel Original Ada di SINI
0 comments:
Post a Comment